PROSESI PERNIKAHAN ADAT BATAK

PROSESI PERNIKAHAN ADAT BATAK


Pernikahan adalah sebuah ikrar suci antara dua insan manusia di mata Tuhan, agama dan juga negara.

Indonesia dengan ratusan suku dan adat istiadat tentu saja juga punya prosesi pernikahan yang berbeda tiap sukunya.
Termasuk Batak.

Jaman dahulu, pernikahan Batak bisa memakan enam sampai tujuh hari perayaan, dikarenakan banyaknya sanak saudara yang diundang dan ritual yang jalankan.

Namun dewasa ini, pernikahan Batak tampaknya tidak terlalu memakan banyak waktu meskipun menurut orang awam tetap saja suku Batak memegang rekor terlama dalam mengadakan pernikahan. Adapun prosesi pernikahan adat Batak adalah sebagai berikut :

1. Marhusip (Lamaran).
Marhusip dalam bahasa batak artinya berbisik-bisik. Di sini pihak keluarga pria secara resmi meminang pihak wanita. Biasanya, pihak keluarga pria membawa makanan pinahan lobu atau babi atau juga daging sapi, sedangkan pihak perempuan menyiapkan makanan dekke atau arsik ikan mas.

2. Martupol (Pertunangan)
Setelah lamaran dilakukan, maka diadakanlah pertunangan di gereja atau di lembaga agama lainnya.
Biasanya ritual pertunangan di gereja hanyalah pertukaran cincin antara kedua calon mempelai, namun ada pula yang melakukan pertukaran cincin saat pemberkatan nikah. Masing-masing pihak akan membawa saksi untuk menandatangani perjanjian pra nikah.

3. Manjalo Pasu Pasu Parbagason (Pemberkatan Pernikahan).
Dimulai dari pagi hari dimana pihak pengantin pria menjemput pengantin wanita atau di sebut marsibuhai buhai. Pengantin pria menyerahkan bunga kepada pengantin wanita dilanjutkan dengan sarapan dan doa bersama.

4. Ulaon Runjuk (Pesta Adat).
Setelah pemberkatan selesai, seluruh pihak keluarga, pengantin dan tamu berangkat menuju tempat resepsi dimana pesta adat diadakan.

Jika pada umumnya di panggung pernikahan yang berdiri hanyalah orangtua dan pengantin, lain halnya dengan Batak. Opung, tulang, dan saudara laki-laki yang sudah menikah akan turut serta duduk di panggung. Karena itulah banyak sekali yang harus disalami oleh para tamu.

Ulaon Runjuk mempunyai beberapa tahap, yaitu prosesi kedua pengantin menuju pelaminan, penyambutan hula-hula (saudara laki-laki dari pihak Ibu dari kedua pengantin), Pasahat Jambar, Makan Siang Bersama, Marhata Sinamot, Mangulosi, Paulak Une, dan doa penutup.

a) Prosesi kedua pengantin berjalan ke pelaminan
Sesampainya pengantin dan keluarga di lokasi pesta adat, kedua pengantin serta keluarga besar memasuki gedung sampai duduk di pelaminan dengan diiringi Gondang atau musik Batak.
 


b) Penyambutan Hula-hula
Hula-Hula ialah saudara laki-laki dari pihak Ibu. Proses ini merupakan bersalam-salaman dan berbaris sesuai urutan marga sambil menari tor-tor diiringi Gondang dengan tempo cepat.

c) Pasahat Jambar
Pasahat Jambar sebuah ritual membagikan daging babi atau jambar juhut yang diberikan ke pihak Parboru (orangtua pengantin wanita). Sedangkan untuk Paranak (orangtua pengantin pria) akan dibagikan Jambar Dengke (ikan mas arsik) dan ulos. Semua Jambar dibagikan sesuai dengan peraturan adat.

d) Makan Siang Bersama
Tiada acara pernikahan tanpa acara makan bersama. Selain itu, proses ulaon runjuk masih sangat panjang jadi dibutuhkan makanan agar badan tetap fit saat mejalani pesta, baik untuk pengantin, keluarga dan tamu. Uniknya, tatanan meja budaya Batak tidak seperti adat lainnya. Batak mengatur agar seluruh tamu dan pihak keluarga mendapatkan tempat duduk selama acara berlangsung. Bukan itu saja, tempat duduk untuk para keluarga pun harus duduk sesuai urutan, misal, tempat duduk untuk Paranak dan Parboru dipisah. Begitu juga dengan Hula-Hula.

e) Marhata Sinamot
Ini merupakan prosesi dimana Paranak menyerahkan sinamot (mahar) ke pihak Parboru. Parhata (juru bicara) pihak Paranak akan menghitung terlebih dahulu sinamot tersebut begitu pun sebaliknya, Parhata pihak Parboru akan menghitung jumlah sinamot yang telah ditentukan sesuai dengan kesepakatan. Setelah dihitung, sinamot tersebut diberikan ke Ibu Pengantin wanita dan diterima di alas ulos yang terbuka.

f) Mangulosi
Acara paling penting di pesta ini adalah saat penyerahan ulos atau kain khas Batak. Orang Batak percaya bahwa ulos adalah saluran berkat. Bukan hanya pengantin saja yang diberikan ulos tapi juga kerabat lain dari pihak pengantin pria. Biasanya sambil mangulosi (pemberian ulos), mereka menari terlebih dahulu dan ditutup dengan mandokhata atau wejangan. Mangulosi inilah yang menyebabkan acara ulaon runjuk berlangsung cukup lama. Yang membuat menangis adalah saat dimana ketika orangtua pengantin wanita mangulosi pengantin sambil menyanyikan lagu Batak “Borhat Ma Da Inang” yang bermakna orangtua telah ikhlas memberangkatkan anaknya untuk “pergi” ke kehidupan baru bersama sang suami.

g) Paulak Une
Proses ini juga merupakan proses yang memakan cukup banyak waktu. Ini merupakan ritual dimana pihak Paranak membawa juhut (daging babi) ke Parboru dan Parboru membawa dekke (ikan mas) dan tandok (biasanya berisi beras) ke pihak Paranak.

h) Doa Penutup
Setelah semua runutan ulaon runjuk di gedung/hotel selesai, kedua pengantin dan keluarga besar berangkat ke rumah pihak Paranak atau pihak keluarga pengantin pria untuk melakukan proses Mangupa. Mangupa proses dimana kedua pengantin diberi nasihat dan doa agar pernikahannya kelak selalu diberkati Tuhan.

Komentar